Spesies Bunglon Paling Langka yang di Kira Punah Berhasil Ditemukan di Hutan Afrika

Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan bunglon kerdil Chapman (Rhampholeon chapmanorum), salah satu bunglon paling langka di dunia yang 'bertahan untuk bertahan hidup' di petak-petak kecil hutan hujan di Malawi selatan, Afrika Tenggara, akibat deforestasi besar-besaran.

Bunglon kerdil Chapman pertama kali ditemukan di hutan hujan di Perbukitan Malawi pada 1992. Hewan ini hanya tumbuh sepanjang 5,5 sentimeter, berjalan di tanah hutan serta menyamar dengan mencocokkan pola daun mati.

Mereka kemudian dilepaskan ke hutan terpisah 95 kilometer jauhnya di dekat Mikundi, juga berdekatan dengan Malawi, untuk meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup.

Pada 2016, tim peneliti dari Institut Keanekaragaman Hayati Nasional Afrika Selatan (SANBI) dan Gallery Malawi melihat bunglon pertama di tepi hutan.

"Ketika kami menemukannya, kami merinding dan mulai melompat-lompat," kata Krystal Tolley, penulis utama riset sekaligus ahli herpetologi dari SANBI dan Universitas Witwatersrand Afrika Selatan, dalam sebuah pernyataan, dilansir Live Science.

"Kami tidak tahu apakah kami akan mendapatkan lebih banyak lagi, tetapi begitu kami masuk ke hutan, ada banyak, meskipun tidak tahu berapa lama mereka akan bertahan."

Tim peneliti membandingkan citra satelit contemporary dari hutan Perbukitan Malawi dengan yang diambil pada 1980-an. Hasilnya, diperkirakan hutan telah berkurang hingga 80 persen.

Mereka kemudian mengidentifikasi daerah di mana bunglon masih bisa hidup dan menyurvei dengan berjalan di sepanjang jalur hutan di malam hari dengan obor agar mereka lebih mudah dikenali.

Ditemukan 17 bunglon dewasa di dua petak hutan di Perbukitan Malawi, dan 21 bunglon dewasa dan 11 remaja di satu petak dekat Mikundi. Namun peneliti meyakini lebih banyak bunglon mungkin ada di petak hutan lain yang tidak dapat di survei oleh tim.

Mereka kemudian mengambil sampel jaringan kecil dari ekor beberapa bunglon dewasa, sebelum menempatkan bunglon kembali ke tempat mereka menemukannya, dan menganalisis DNA mereka. Ditemukan urutan genetik bunglon dari tiga petak hutan sangat berbeda. Artinya, pergerakan mereka terisolasi di hutan dan tidak dapat melakukan perjalanan untuk berkembang biak dan berbagi gen.

Sebagian besar hutan Perbukitan Malawi diketahui telah ditebang dan diubah menjadi pertanian. Tim peneliti menyerukan rencana aksi yang komprehensif untuk melestarikan bunglon yang terancam punah sehingga mereka tidak punah.

"Hilangnya hutan membutuhkan perhatian segera sebelum spesies ini mencapai titik di mana ia tidak dapat kembali. Tindakan konservasi yang mendesak diperlukan, termasuk menghentikan perusakan hutan dan pemulihan environment untuk mempromosikan konektivitas," katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintah Terapkan Aturan di Tempat Wisata Saat PPKM Level 3 Jelang Natal Dan Tahun Baru

PM Israel Untuk Pertama Kali Menginjakan Kakinya di Uni Emirates Arab

Ribuan Imigran Ilegal Yang Berasal Dari Daerah konflik Memaksa Masuk Melaui Belarusia Dan Polandia